Alasan Pelayan Restoran Menyimpan Sepasang Sendok di Sakunya

Minggu lalu, saya pergi makan malam bersama beberapa teman kantor di sebuah restoran yang kabarnya cukup laris di daerah kota (untuk yang belum tahu, di Jakarta ada yang dinamakan daerah kota). Saat memesan makanan, saya perhatikan pelayan yang melayani kami membawa sepasang sendok di saku bajunya. Sedikit aneh, tapi saya tidak begitu peduli. Namun, saat pesanan kami mulai diantar, saya melihat pelayan lain membawa pula sepasang sendok di saku bajunya. Saya jadi tertarik untuk melihat sekeliling dan ternyata memang benar dugaan saya, semua pelayan restoran tersebut membawa sepasang sendok di saku baju masing-masing.

Saya jadi ingin bertanya. “Mas kenapa semua pelayan di sini membawa sepasang sendok di sakunya?” tanya saya yang datang membawa piring sate. “Oh begini mas,” jawab si pelayan, “pemilik restoran ini memutuskan untuk menyewa Andersen Consulting, ahli dalam hal analisa efisiensi kerja, untuk memperbaiki kinerja di restoran ini.” “Setelah mereka analisa selama beberapa bulan, mereka menyimpulkan bahwa pelanggan restoran ini menjatuhkan sendok makan mereka sebanyak 73,84 persen lebih sering dibandingkan peralatan makan lain yang ada dimeja. Menurut Andersen Consulting, itu berarti rata rata 3 pelanggan menjatuhkan sendok per meja setiap jamnya. Jika saja semua karyawan restoran mengantisipasi hal itu, berarti kita bisa mengurangi waktu yang terbuang untuk pulang pergi ke dapur mengambil sendok pengganti dan menghemat waktu 1,5 jam waktu kerja per-shift.”
Saking kagumnya dengan penjelasan si pelayan, tanpa sengaja saya menyenggol salah satu sendok yang ada di meja. Segera saja si pelayan mengambil gantinya dari saku baju sambil berujar, “Betulkan Pak, saya tidak harus pergi ke dapur sekarang untuk mengambil sendok pengganti untuk Bapak!” Saya hanya bisa melongo dengan kejadian itu.

Tapi, kisah belum berakhir di situ. Ketika pelayan lain menghidangkan pesanan tambahan, saya tetap memperhatikan sekeliling dan satu lagi hal tampak aneh. Saya perhatikan hampir semua pelayan pria memasang benang yang menyembul diujung ritsluiting celana mereka. Benang itu diikaitkan ke ujung kancing terbawah dari baju. Lagi lagi rasa ingin tahu mengusik saya. Sebab, ternyata pelayan perempuan tak memakai aksesoris benang tersebut.

Ketika si pelayan tadi datang, saya menanyakan soal benang itu. “Wah Bapak ini orangnya perhatian sekali ya. Tidak semua pelanggan disini memperhatikan hal-hal sedetail Bapak,” puji si pelayan sedikit menggombal. Saya hanya tersenyum kecil. Apa anehnya orang suka memperhatikan detail? “Ini juga hasil analisa Andersen Consulting Pak,” katanya melanjutkan, “Mereka menyimpulkan bahwa kami pun harus menghemat waktu yang kami habiskan di kamar kecil ketika buang air kecil. Dengan tali yang dikaitkan ke si”Adik” ini (katanya sambil menunjuk tali itu), kami tidak harus menggunakan tangan ketika mengeluarkannya. Berarti kami akan terbebaskan dari keharusan membasuh tangan setelah buang air kecil. Dan itu menghemat waktu yang terbuang di kamar kecil sebesar 25,92 persen.” Hampir tersedak saya mendengarkan penjelasan itu.”Memang, dengan tali itu tangan jadi terbebas untuk memegang si “Adik”. Tapi, bagaimana caranya untuk memasukkannya kembali ke posisi semula?” tanya saya menyelidik. Dengan setengah berbisik si pelayan berucap, “Andersen Consulting tidak menjelaskan secara spesifik tentang hal itu. Nggak tahu dengan yang lain Pak. Tapi, kalau saya sih pakai sendok yang ada di saku baju ini.”

Just Joke
sumber : Kaskus.us

Dilarang masuk bioskop XXI pake sendal jepit!!!

Siapa yang gak kenal namanya bioskop XXI, pesatnya perkembangan dunia perfilm, merangsang pertumbuhan bioskop di berbagai kota besar di Indonesia. Seiring semakin berkembangnya bioskop tersebut diikuti juga aturan-aturan yang harus ditaati ketika memasuki bioskop demi tercipta ketertiban dalam menonton bioskop. Salah satunya yg dikutip dari http://www.kaskus.us

Kemaren ane ketemu sama temen ane gan, dari ngobrol2, dia cerita kalo dia pernah dilarang masuk bioskop XXI di salah satu mall di jakarta, karena masuknya pake sendal jepit. simak dulu dah ceritanya ya gan :

A=ane
B=temen ane
gini pembicaraannya

B: lo udah pernah masuk ke XXI *** (salah satu mall deh pokooknya)
A: blm pernah, mang knp ?
B: kalo masuk kesana jangan pake sendal jepit ya ?
A: mang kenapa kalo pake sendal jepit ?
B: kaga bisa masuk, gw diomelin sama security nya..
A: masa sih (ane ampe shock dengernya) ??
B: beneran..
A: pegimana ceritanya ? (ane penasaran bgt gan )
B: jadi gw mo masuk kan tuh ke studio 2, pake sendal jepit, eh malah diomelin sm securitynya, kata securitynya

“MAS KALO MO MASUK PAKE TIKET BUKAN SENDAL JEPIT”

A: wkwkwkwk dodol

ane udah serius2 dia malah ngelawak.

 

 

 

 

 

 

Pentingnya sebuah KETELITIAN untuk Dokter

Ada seorang Dokter senior dijuluki Dr.fear factor,
karena setiap memberi pelajaran pada para calon dokter
selalu menggunakan organ jantung busuk, lengkap dengan
belatung-belatungnya.

[Serem Gan!!! Mohon yang lagi makan jangan baca ini dulu]

 

Dokter : Pelajaran pertama
Seorang DOKTER TIDAK BOLEH JIJIK!

Lalu dokter itu mengaduk-ngaduk jantung tersebut dengan
jarinya, kemudian menjilati jarinya. Langsung deh
separuh calon dokter yang ikut pelajaran itu muntah.

Dokter : Nah sekarang, semuanya satu persatu lakukan
seperti yang saya lakukan tadi!
dengan terpaksa para calon dokter melakukannya dan
semuanya muntah karena tidak tahan.

Dokter : Sekarang, pelajaran kedua
Seorang DOKTER HARUS TELITI!

Dokter : Perhatikan, tadi yang saya gunakan
mengaduk-ngaduk jantung busuk adalah jari TELUNJUK,
sedangkan yang saya jilati adalah jari TENGAH!

para calon dokter :@#^!!!…

sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4568517